Selasa, 20 November 2018

Incredible India (travelling with purpose)


Minggu 11 november 2018
Pukul 11.30
“Perjalanan bus Agra-Delhi”




Saya duduk dengan manis di deretan kursi kedua dari belakang, lengkap dengan menggunakan masker hijau agar menghindari debu, sambil di balut jaket merah untuk winter. Kala itu saya sedang menikmati angin yang masuk ke dalam bus lokal ini. Penampakan India yang begitu berantakan dengan seambrek manusianya. Belum lagi klakson mobil dan motor yang seakan akan tidak akan berhenti berbunyi di India ini.

Bus perlahan berangkat meninggalkan terminal, selama perjalanan saya merasakan hati saya yang sangat berat karena besok saya harus kembali ke Jakarta. Bagaimana tidak, saya sudah mengaggumi India dengan peninggalan sejarahnya yang begitu luar biasa dan dengan kesibukan orang-orangnya yang sangat luar biasa. Sepanjang jalan ini pula saya flashback akan memori saya di India.


Jumat, 9 November 2018
pukul 23.45 waktu setempat
“Indira Gandhi International Airport – New Delhi”




Saya berlari menuju pintu keluar setelah menukarkan dollar saya menjadi rupee. Saya berlari menuju kerumunan orang yang sedang menunggu di depan pintu kedatangan bandara. Mencari seseorang pelajar Indonesia yang akan menemani saya selama 3 hari di India. Terlihatlah wajah khas orang Indonesia diantara kerumunan orang India, Mas Bayu nama pelajar tersebut. Mas Bayu merupakan pelajar tingkat akhir yang belajar di daerah Aligarh, sekitar 2 jam dari New Delhi.


Saat di bus ini saya kembali mengingat pertemuan pertama saya dengan mas Bayu di bandara. Lengkap mengingat baju hitamnya sambil senyum melambaikan tangan. Saat itu saya berkata dalam hati “ya Tuhan, sejauh ini saya dari Indonesia, ternyata masih ada anak bangsa yang menuntut ilmu jauh di sini.

begitulah pertemuan saya dengan mas Bayu di bandara Indira Gandhi.


Sabtu, 10 November 2018
pukul 1.00
“Dhaula Kuan Metro Station – New Delhi”

Kami turun dari uber yang mengantarkan kami dari hotel, selepas saya menitipkan koper. Kami turun di Dhaula Kuan metro station. Lewat tengah malam, kami menunggu bus yang akan mengantarkan kami dari New Delhi menuju kota Jaipur. Saya baru mengenal mas Bayu, kami berbincang mengenai kesibukan kami berdua. Mulai dari bagaimana para pelajar Indonesia yang survive dikala musim dingin ini. Suhu ketika pagi bisa mencapai 9oC wajar saja sebagai manusia yang tinggal di daerah tropis tentu akan drop dengan suhu yang tidak biasanya. Para pelajar satu sama lain saling membantu apabila ada salah satu pelajar Indonesia yang sakit.

Sungguh hati saya teriris mendengar dan membayangkan bagaimana beratnya perjuangan para pelajar untuk menuntut ilmu.

Kami juga berbincang mengenai pekerjaan saya yang berada dibidang kimia. Mas Bayu sangat antusias mendengar saya menceritakan pekerjaan saya ini sangat terlihat dari raut wajahnya. Tepat pukul 2.00, perbincangan kami tiba-tiba selesai dan langsung menuju tempat bus yang akan kami naiki. Terlihat bus kami dari kejauhan, dan saat itu saya berkata “Ok saya akan taklukan India”.


Sabtu, 10 November 2018
pukul 07.00
“Jaipur -The Pink City-”

Saya melihat kearah jendela bus, terlihat bahwa saya sudah memasuki kota Jaipur. Jaipur merupakan kota yang dijuluki pink city. Namun sejauh mata saya memandang, tidak semua bangunan berwarna pink. Ah mungkin itu sejarah masa lampaunya saja, gumamku.

Tepat pukul 7.30 bus kami berhenti di tujuan akhir yaitu Sindhi Camp metro station. Lalu Mas Bayu berdiskusi dengan para supir auto (di Indonesia auto seperti Bajaj). Mas Bayu menawar-nawar dan akhirnya mendapatkan auto yang akan menemani kami keliling kota Jaipur ini.

Dan Perjalanan saya yang sangat incredible ini baru dimulai….

Pukul 8.00


Abang auto menurunkan kami di depan Sawai Jai Singh Statue. Terlihat begitu asri bunderan ini, nampak seperti bunderan HI di jakarta namun versi kecilnya. Terdapat patung Sawai Jai yang sedang berdiri kokoh. Terdapat penduduk yang sedang melakukan wefie, ini merupakan point pertama yang membuat saya kagum dengan India. Begitu sejuk dengan penduduk yang begitu senang di wajahnya.

Benar saja, ketika memasuki daerah pusat kota Jaipur, semuanya serba merah. Lagi lagi saya terkagum dengan kota Jaipur yang indah ini. Sekarang saya paham mengapa di juluki pink city karena bangunan yang berwarna merah namun pudar karena terik matahari. Semua bernuansa merah disegala penjuru pusat kota. Sesuatu yang tidak dapat di deskripsikan karena sungguh begitu indah.



Pukul 13.00
Kami menuju tempat utama yang sedikit lebih jauh dari kota Jaipur, Amber Fort namanya. Benteng besar ini berdiri megah dan tentu saja sangat apik bila dilihat dengan mata. Didalam Amber Fort ini terdapat taman yang berada di tengah gedung ini. Dan yang saya takjubkan terdapat kaca kaca yang menghiasi dinding yang membuat kesan eksotis.






Sekitar 2 jam saya menikmati pemandangan amber fort ini. Sampai akhirnya kami memutuskan untuk pulang ke pusat kota, yang kemudian melanjutkan perjalanan saya ke kota Agra.

Karena jadwal bus kami jam 11 malam, sedangkan kami sudah selesai di Jaipur pukul 3 sore. Akhirnya kami memutuskan untuk membeli tiket bus baru dengan jadwal jam 4 sore.


Jumat, 10 November 2018
Pukul 16.00
“Sindhi Camp Metro”


Kami memegang tiket bus Jaipur-Agra yang kami beli di travel agent. Tentu travel agent ini merupakan rekomendasi abang auto. Tertulis di tiket bus yang akan kami naiki pukul 16.30 namun, kami belum menemukan dimana bus kami akan berhenti. Sepanjang mata memandang hanya ada bus lokal dan bus travel lain.

Kami terus berusaha mencari, dimana tempat bus kami. Mata saya selalu standby ketika ada bus lewat. Sunguh tidak teratur memang gumamku, agak sedikit kesal. Pukul 16.30 pun tiba, sampai saat ini kami belum menemukan bus yang akan kami naiki. Kami mulai panik, kami hubungi pihak travel dan abang auto. Jawabannya? NIHIL. Saat itu juga kami sadar bahwa ini scam (semacam penipuan).

Kami menelfon pihak travel.

“where’s our bus? We are at sindhi camp metro” ujar mas Bayu

“xbshdggewgsdsakjqsdkjsqd” abang travel dengan Bahasa indianya.

“English please”

“give your phone to driver auto”

Mas bayu memberikan telfonnya, lalu kami diajak ke tempat bus yang akan kami naiki. Tentu dengan harga yang jauh sekali mahal. Dan kami meng-iyakan karena sudah pukul 16.45. Namun saya merasakan ada sesuatu yang aneh dengan abang auto ini, mengapa jalannya sangat pelan pelan seperti ini. Dan yang saya bikin geram, bahkan dia menjauhi perjalanan kami. Ketika sampai di tempat tujuan, tentu saya hafal tempat ini. Tempat yang kami lewati tadi…. Ah sungguh bercanda abang auto ini. Namun semuanya berubah ketika kami melihat bus ke tempat tujuan kami.

Mas Bayu menyerahkan tiket kami ke abang bus yang baru. Juga menceritakan sedikit kejadian yang kami alami. Abang bus ini mengantar kami ke bus. Dan ketika akan memasukkan bagasi, abang bus ini bilang

“one person fifty hundred, both of you one thousand”

Saya langsung bengong, terkesima.

Mas Bayu pun marah, dia bilang bagaimana mungkin kami harus membayar kembali sedangkan kami sudah memiliki tiket. Dan abang bus ini menjelaskan di tiket tertera nomor flat bus berbeda dengan flat bus ini. Tentu saja ini bukan bus yang tertera di tiket. Ahhhh benar benar kami di permainkan. Akhirnya kami memutuskan untuk mendatangi pihak travelnya.

Selama perjalanan menuju travel, mas bayu menelfon pihak travel.

“hello, we not found our bus. Please give me back our money”

“we can’t. You just wait over there our bus will be arrive at a moment”

Saat itu juga kami sampai di tempat travel. Tentu mas Bayu sangat marah sama pihak travel ini. Apa yang terjadi, kami dimarahi oleh bapak ini. Sungguh kejam, ditambah lagi ketika kami ingin melaporkan ke polisi. Mereka menahan kami dan memberikan tiket yang baru pukul 6 sore. Tentu saja sangat menyita waktu kami dan kami akan tiba di agra pukul 12 malam apabila kami mengambil bus tersebut.


Pahit memang saya ketika mengingat kejadian diatas, benar benar bingung saat itu. Bagaimana mungkin kami sudah pergi jauh dari Indonesia. Tidak ada yang kami kenal satu orang dari 300 juta penduduk Indonesia. Namun, saya sadar bahwa setiap perjalanan tidak akan pernah berjalan mulus sesuai keinginan saya. Sedih, sedih banget kejadian itu namun sekarang kejadian tersebut menjadi kenangan yang tak pernah terlupakan. Dan akan abadi di pikiran saya sehingga dapat membuat pribadi saya lebih dewasa dan bisa bertindak berdasarkan pengalaman.

“Sudah mas gapapa, kita kan masih punya tiket bus yang malam. Kita naik itu aja” ucapku.

Saya membeli tiket bus malam ini ketika transit di Bangkok, di situs internet terpercaya. Harus memasukan nomor kartu kredit, namun saya memasukan nomor kartu ATM saya dari jenius. Jenius ini merupakan rekening dari bank BTPN. Kartu jenius saya merupakan debit namun bisa terbaca sebagai kartu kredit. Sehingga untuk transaksi-transaksi yang memerlukan kartu kredit, saya tinggal memasukan nomor kartu jenius saya. Dan walaaa berhasil, sangat mudah.

Ternyata belum sampai disitu masalah saya. Kini uang yang saya tukar di money changer, sudah menipis. Saya harus menukar dollar saya ke rupee. Sedangkan di Jaipur ini sudah pukul 19.00 sangat tidak mungkin mencari money changer karena posisi saya sudah di Mc Donald. Akhirnya saya mencoba membayar dengan menggunakan debit saya berlogo mastercard dan tidak bisa. Semakin panik, lalu saya mencoba untuk menggunakan debit jenius. Dan wala berhasil. Sekarang bagaimana saya menuju ke terminal dengan uang dollar ini. Akhirnya saya mencari mesin atm di dekat Mc Donald ini, karena khawatir tidak bisa kembali, akhirnya saya mencoba untuk menarik dengan kartu jenius. Dan berhasil, sungguh sangat membantu saya untuk menuju Taj Mahal sang impian saya.

terimakasih jenius #jalan2jenius. buat temen temen yang mau mendaftar silahkan kunjungi website jenius atau mengunjuki ke www.cocreate.id,


Sabtu, 11 November 2018
Pukul 08.00
“Agra – Taj Mahal”




“Subhanallah, Awesome, bagus banget mas..”

Mungkin itu kata kata saya ketika menyaksikan sunrise di taj mahal. Sungguh sangat amat menjadi pengalaman berharga saya bisa menyaksikan Taj Mahal dengan mata kepala sendiri bagaimana megahnya bangunan ini. Bagaimana perjuangan saya ketempat yang sangat krusial ini. Saya mempelajari bahwa setiap orang dapat melakukan seuatu hal diluar kemampuannya karena sesuatu hal seperti cinta atau keinginan yg benar benar besar.

Semua lamunanku terhenti ketika bus yang saya tumpangi ini berhenti dan ditilang oleh polisi..

-To be continued-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar